Musikalisasi Puisi Cermin Retak Seribu PGSD FIP UPGRIS 2017 Kelomp...

Selasa, 31 Oktober 2017

Musikalisasi Puisi Cermin Retak Seribu PGSD FIP UPGRIS 2017 Kelomp...






Kali ini akan membahas tentang sebuah puisi dari Mustofa W. Hasyim yang berjudul cermin pecah seribu



Lirik Puisi



Cermin Retak Seribu
A
Mustofa W. Hasyim


Pernahkah engkau merasa hari-hari
berubah menjadi cakrawala?
sunyi menancapkan tiang-tiang,
bendera membisu
jamur membusukkan percakapan
bisikan dan siul pergaulan.

Di rumah-rumah kampung dan desa
cermin diretakkan kecemasan
yang disembunyikan dalam tawa
dan canda cabul tak mengenal harga.

Benarah masih ada republik dan negara
ketika pasar bingung
menghanguskan impian
menghajar langkah-langkah bayi?

Ini sudah melewati masa tangis dan luka
mengharap pada lagu
pengembara waktu
melepaskan panah-panah bercahaya:
senyuman

Puisi tersebut menceritakan mengenai kehidupan rakyat Indonesia. Dimana mereka sudah merdeka. Namun, masih merasa hidup mereka bagai masih dijajah. Kehidupan mereka dihancurkan oleh bangsa sendiri, harapan-harapan generasi merekapun hilang. Banyak kecemasan yang di sembunyikan dalam tiap tawa Kini mereka hanya berharap pada lagu. Berusaha kuat dengan terus memberikan senyuman.
puisi ini kami over menjadi musikalisasi puisi dengan sentuhan instrumen gitar, ember pengganti drum dan botol berisi beras. Pada bait pertama kami mengalunkan puisi tersebut melalui keheningan dengan tempo yang pelan sebagai awal cerita agar maknanya tersampaikan. Sampai pada kata ‘membisu’ kami berhenti menyanyikan puisi untuk memperlihtkan bahwa saat itu keadaan rakyat benar-benar membisu. Bait kedua, puisi dibacakan agar memperjelas keadaan rakyat saat itu. Pada bait ketiga, tempo kami percepat untuk menggambarkan rakyat yang marah dengan keadaan bangsa saat itu. Pada bait keempat kami sampaikan untuk menggambarkan bahwa dalam keadaan seburuk apapun rakyat Indonesia masih memiliki harapan, masih dapat tersenyum untuk menjemput masa depan.



0 komentar :

Posting Komentar